Kamis, 17 Februari 2011

SIFAT DAN TINDAKAN KITA UNTUK MENJAGA KELESTARIAN BUDAYA

Kasus kepemilikan kebudayaan menjadi salah satu isu sentral di beberapa media elektronik dan media cetak di Indonesia baru-baru ini. Setelah kasus klaim angklung, batik, reog ponorogo, dan lagu rasa sayang-sayange sebagai produk budaya milik Malaysia beberapa tahun yang lalu, kini tari pendet juga dijadikan sebagai salah satu ikon promosi pariwisata Malaysia di dunia Internasional yang secara jelas tarian tersebut berasal dari propinsi Bali, Indonesia. Bahkan lagu kebangsaan Malaysia “Negaraku” menjadi kontroversi berbasis kepemilikan budaya antara Indonesia dan Malaysia.
Dalam problematika dan kompleksitas manajemen kebudayaan di Negara kita, solusi yang dilaksanakan dalam status quo adalah dengan government policy,menjaga kebudayaan melalui undang-undang dengan mendata benda budaya setiap daerah. Mengandalkan peran pemerintah tentunya belum cukup, apalagi untuk menciptakan Indonesia sebagai negeri beridentitas. Tulisan ini akan memberikan sudut pandang berbeda dalam memperkaya usaha pelestarian kebudayaan (culture preservation), khususnya kebudayaan daerah, yakni dengan konsep kampung budaya. Jika government policy program adalah pendekatan yang dilakukan melalui fungsi pemerintah, sebagai pengayom masyarakat, pendekatan kampung budaya secara umum merupakan pendekatan yang sebagian besar perannya dilakukan oleh masyarakat.
Bagaimanakah konsep kampung budaya itu? Dan mengapa konsep ini akan berkontribusi? Mari kita lihat secara runtut melalui empat garis besar: hakekat kebudayaan, problematika dan loyalitas kebudayaan, deskripsi kampung budaya, kontribusi terhadap berbagai sektor.

Hakekat kebudayaan
Menurut Koentjaraningrat budaya dari sudut pandang antropologi didefinsikan sebagai keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan miliki diri manusia dengan cara belajar. Kebudayaan suatu kelompok terwakilkan dalam system kepercayaan, bahasa, ritual, seni, teknologi, cara berpakaian, agama, sistem ekonomi dan sistem politik (John Bodley). Dalam bukunya yang berjudul Man and his Works, Herkovits mengulas tentang sifat-sifat budaya. Beberapa diantaranya menjelaskan bahwa budaya itu dapat dipelajari, berasal atau bersumber dari segi biologis, lingkungan, psikologis, dan komponen sejarah eksistensi manusia. Bounded (1989) juga menambahkan bahwa benda budaya baik itu yang tidak tampak (intangible) maupun yang tampak (tangible) merupakan transmisi kepercayaan manusia melalui simbol tertentu, misalnya symbol bahasa, ritual, atau seni.

Problematika dan loyalitas kebudayaan
Cara pandang seseorang terhadap suatu budaya daerah tentunya sangat beragam. Yang terjadi di Indonesia adalah lemahnya partisipasi masyarakat dalam mengenal dan mengapresiasi budayanya sendiri. Secara filosofis sebenarnya kebudayaan adalah identitas utama suatu kelompok masyarakat. Kebudayaan timbul dengan tujuan membedakan ciri khas suatu kelompok dengan kelompok lain. Namun, esensi ini sering dilupakan oleh banyak kelompok karena beberapa faktor. Salah satu faktor utamanya adalah kehadiran budaya populer.
Tak bisa dipungkiri bahwa pemikiran masyarakat tergerus oleh lahirnya budaya populer (popular culture).Apa itu budaya popluler? Singkatnya budaya ini memilki akses untuk mempengaruhi seseorang dalam jumlah banyak untuk berbudaya populer karena ini dikendalikan oleh pihak-pihak yang dapat mempengaruhi orang banyak (mainstream). Kehadiran budaya populer biasanya melalui iklan atau media yang menargetkan masyarakat biasa. Ada benarnya jika budaya populer bersifat politis dan berorientasi ekonomi. Kondisi sebagian masyarakat Indonesia adalah mengikuti trend yang ada dan sering melupakan sesuatu yang sudah lama terbangun dalam kehidupannya. Hal ini ditambah pula dengan alasan menyamai atau “ingin berbudaya seperti” Negara lain. Sehingga timbulah kesamaan diantara beberapa Negara, misalnya kehadiran fashion-fashion Paris yang tersebar dipusat perbelanjaan mewah di Indonesia. Ada juga musik-musik modern luar negeri yang merambah Indonesia sebagai target pemasaran

SIFAT-SIFAT KEPRIBADIAN MANUSIA

Setiap manusia itu adalah unik dan tidak ada satu pun manusia yang dilahirkan dengan sifat yang betul-betul sama, bahkan pada kembar identik sekalipun. Kita semua dilahirkan dengan watak dasar yang menjadi ciri khas kita sendiri. Meskipun pada beberapa orang mungkin saja memiliki sifat-sifat yang mirip, tetapi tidaklah sepenuhnya sama. Watak dasar manusia inilah yang disebut dengan kepribadian. Banyak teori yang mengulas jenis-jenis kepribadian manusia dan dijadikan pegangan dalam memahami manusia satu sama lain. Telah berabad-abad manusia mencoba memahami hal-hal apa yang membentuk kepribadian seseorang. Sejak tahun 1880, Sir Francis Galton mengatakan bahwa kepribadian seseorang dipengaruhi oleh “nature” atau herediter, yaitu sifat yang diturunkan dari orang tuanya, serta dipengaruhi pula oleh “nurture” yaitu lingkungan dimana seseorang itu tumbuh dan berkembang. Namun demikian pada beberapa dekade terakhir banyak penelitian yang mengungkapkan pemahaman biologis dari kepribadian seseorang yang berbeda-beda itu.


Teori-Teori tentang Kepribadian Teori kepribadian menurut Jung Carl G. Jung merupakan seorang psikiater yang berasal dari Swiss yang amat terkenal dengan teori-teori kepribadiannya. Menurut Jung, terdapat suatu indikator (yang disebutnya sebagai indikator tipe Myers Briggs) untuk mengukur kecenderungan kepribadian seorang individu. Indikator ini mengukur kecenderungan individu atas empat skala berikut:


1. Apakah orang tersebut lebih terkait dengan dunia eksternal atau internal (Ekstroversi atau Introversi)
2.Bagaimana kecenderungan orang itu dalam menyerap atau menangkap informasi (Sensing/mengindera atauIntuition/mengikuti kata hati)
3. Bagaimana kecenderungan orang itu dalam mengevaluasi dan mengambil keputusan (Thinking/menggunakan pikiran atauFeeling/menggunakan perasaan)
4.Bagaimana orang itu menjalani hidup, apakah terencana dan menutup diri atau spontan dan terbuka. (Judging/menilai atauPer ceiving/mempersepsi)

Setiap orang memiliki satu kecenderungan dari tiap pasangan karakter yang disebutkan di atas, sehingga terdapat 16 kombinasi atau tipe yang mungkin. Meskipun setiap orang dapat saja memiliki sifat dari kedelapan kecenderungan tersebut, namun ada satu dari setiap pasangan tersebut yang lebih berkembang.